Menyimak keberadaan orang tua yang telah lanjut usia dg berbagai
keluhannya benar-benar ibarat senja yang menggantung di gerbang malam.
Mereka kehilangan terang dari cahaya-cahaya jiwanya setelah semua
putra-putrinya harus membangun mahligai dengan kehidupannya
masing-masing. Seolah orangtua adalah batang kayu yang kehilangan
fungsinya setelah terbakar hangus selama perjalanan hidupnya. Dibiarkan
menikmati sisa usianya dengan kesendirian tanpa gelak yang dulu benar-benar hidup dalam rumah jiwanya..
Akankah kita menjalani hal serupa, atau mungkin sebaliknya? Episode
hidup yang mau tak mau, suatu saat akan kita jalani. Menikmati USIA
SENJA. Mari kita setting bagaimana senja itu benar-benar indah kita
rasakan jika masanya tiba, selain sebagai bukti bakti kita dengan selalu
meluangkan perhatian dan mencurahkan kasih sayang kita kepada orang
tua, meski hanya beberapa detik dalam sehari. Karena di sanalah
kerinduan paginya akan terobati.
"Bahwa hidup bagaikan permainan, ada level-level tertentu yang harus dilalui."
(Abd. Hafidz Syahroni).
__________
Suatu kebahagiaan tersendiri untukku melihat perkembangan anakku satu-satunya. Perkembangan empati dan intelektualnya sudah mulai terlihat jelas. Kuakui sebagai ibu belum maksimal dalam upaya memberikan yang terbaik, namun begitu tingginya empati yang ia miliki.
Bermula saat anakku berusia TK, yang tak pernah tega melihat pengemis atau pengamen berlalu begitu saja. Berlanjut saat ia memasuki usia SD perhatiannya tak pernah lepas dari aktivitasku yang memang tak pernah diam, yang ujung-ujungnya fisikku yang sering ngedrop. Pada suatu sore ia tawarkan jasa, "Bu, biar Afidz ya.. yang cucikan beras?" dan setiap pagi, "Bu, biar Afidz ya.. yang cuci piring. Aku, bukannya bahagia.. namun air mata ini justru yang menetes kemudian mengambil kedua tangannya kuciumi dan kupeluk erat tubuh mungilnya. ...
Dua hari yang lalu masih kutangkap kegalauan anakku dalam mengambil sikap menentukan hari pertama ibadah shaum.
"Ibu, gimana sih.. mana yang benar Kamis, Jum'at, atau Sabtu.. mulai shaumnya? Di sekolah, Anang mulai shaum hari Kamis, di sini juga kebanyakan hari Sabtu, tapi katanya ada yang mulai shaum hari Jum'at. Kalau ibu sendiri, mau kapan?"....
Jadi teringat kisahku dulu, semasa SMA. Kalau yang pernah dengar ceritaku, jangan ribut, ya.. Menjelang kelulusan teman-teman sibuk dengan urusan bimbelnya, sementara aku yang tidak kepikiran kuliah, santai saja. Suatu saat, ketika sedang berjalan dengan salah seorang teman yang rajin sekali dengan kegiatan bimbelnya, mulut ini tiba-tiba bergumam ada semacam nada pengharapan.
"Rasanya seru ya, kalau bisa kuliah?" Ternyata temanku mendengar harapanku. Ia langsung berkomentar tanpa meraba hati. "Kaya yang bisa aja, bukannya bimbel juga enggak, mana bisa!"
Dalam hati kuberdoa. "Ya Allah sekiranya kuliah adalah baik untukku maka hamba mohon pada-Mu, luluskan aku dalam UMPTN." Aku tak banyak bicara, dengan kata-kata temanku itu, meski terasa wuiiiih! tajam, banget kata-katanya.
Allah rupanya memberi jalan, tak lama dari kejadian itu ada salah seorang teman yang mengajak privat di rumah guru Matematika. Aku tak menunda kesempatan itu, setiap sore kami bertiga mendalami pelajaran yang satu ini. Dan aku sangat menikmati suasananya karena guru kami membimbing dengan sangat smart.
Dan dalam satu kesempatan karena aku termasuk aktif dalam berorganisasi aku sempat meminjam buku teman yang ikut bimbel. Sambil menyelam minum air, tak kusia-siakan pertemanan kami. Aku pun mempelajarinya melalui buku kumpulan soal SIAP MENUJU UMPTN.
Hingga sampai pada pengumuman UMPTN. Kucari di tiga koran, namaku tak muncul, aku sudah pasrah, dengan menyimpulkan "aku gagal". Namun rupanya Allah menghendaki aku harus tetap kuliah. Dengan mengirimkan salah seorang teman mengajar ngaji ke rumah untuk mengabari bahwa sebenarnya aku lulus. Awalnya tak percaya, namun setelah melihat sendiri di koran yang dibawa temanku. Aku bersujud syukur.
Terdengar kabar angin di persimpangan sana, temanku yang dulu menyudutkanku, ia gagal memasuki perguruan tinggi yang ia idamkan. Aku bukannya bahagia, namun sedih karena meski bagaimanapun ia adalah temanku juga.
"Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikit pun dari Al-Quran, seperti rumah yang kosong (tidak berpenghuni)" (HR At-Tirmidzi).
Dalam dunia mimpi aku menyusuri sebuah pedesaan, rumah-rumahnya tak berpenghuni. Di setiap celahnya kudapati cahaya, aku pesan satu rumah untuk temanku. Dia kutolong dari angkara murka sahabat-sahabat yang tidak menyukai kehadirannya.
Ditengah keanehanku dalam mencerna lingkungan yang baru kumasuki, kutemui satu dua orang yang begitu ramah yang lainnya asing dan saling memalingkan muka. Di sana kuperoleh satu bangunan bercahaya namun terbuat dari kardus pelastik, sekilas kulihat bangunan itu seperti Mesjid. Aku semakin tak mengerti,bentuk fisiknya tak jauh beda dengan miniatur rumah yang sering dijadikan maket perumahan.
Semakin dalam kususuri, pedesaan itu semakin padat dengan bangunan-bangunan, bahkan di gang-gang penuh sesak dengan kamar-kamar sempit layaknya kontrakan. Walau pedesaan itu padat dengan rumah, aku tetap saja merasa asing karena tak satupun penduduk yang keluar dan sengaja menyapa.
Di saat kuterbangun, aku merasa menjadi orang asing sungguhan di tengah keramaian dan kasih-sayang orang-orang yang menyayangiku. Suasana pedesaan dan penduduknya masih lekat dalam ingatan.
Adakah yang mampu menyimpulkan? apakah penduduk itu adalah jiwa-jiwa kita? dan bangunan-bangunan tak berpenghuni itu adalah jasad kita? dan Mesjid itu adalah gambaran, walau megah namun nilainya sudah mulai berkurang? Sementara setitik Cahaya itu adalah DIA yang selama ini sering kita abaikan bahkan kita asingkan?
Wallahu a'lam bish showwab.
***
Catatan: Pengalaman ruhku dalam mimpi pada suatu malam.
Pagi-pagi aku sudah bikin janji dengan teman lama untuk mengikuti acaranya Mario Teguh dengan tema "GURU SUPER" di Sasana Budaya Ganesha ITB. Jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkannya dengan mendaftarkan diri kepada panitia penyelenggaranya. Dengan semangat aku berniat menghadirinya jam 10.00 pagi aku sudah cabut dari rumah, aku titipkan anakku pada ibuku namun teman yang kutunggu belum juga muncul. Kucoba untuk mengeceknya ternyata masih di perjalanan. 25 menit kemudian ada sms temanku sudah sampai pada tempat yang dijanjikan, dari rumah ibuku aku langsung terbang dengan tujuan menyimpan motor ke rumahku.
Setelah kurasa siap akupun bergegas memburu angkot, permulaan yang mulai merasa gak nyaman. Menuju tempat yang dijanjikan saja lamanya minta ampun karena perjalanan tiba-tiba macet, padahal biasanya jalur itu jarang macet. Telepon genggamku sudah mulai menjerit-jerit ingin segera diangkat, ternyata telpon dari teman yang menanyakan posisi aku dimana dan aku katakan tolong menyebrangi jalan ke arah Carefour, antara 20 meteran ke tempat yang akan kutuju akhirnya aku putuskan untuk turun dari angkot.
Di bawah lampu merah aku sudah melihat sosok teman lamaku, di saat dia menyeberangpun aku memperhatikannya, setelah berbelok kiri nampak jelaslah teman lamaku seutuhnya...SUBHANALAH!!
"Hani... assalamu'alaikum...." Aku menyapanya. "Gak ada yang berubah masih tetap seperti yang dulu.." "wa 'alaikumus salam ..teh Elis kangen...." katanya. Sambil memelukku.
Di sepanjang perjalanan obrolanpun mengalir sampai pada tempat buku Palasari guna membeli buku panduan kuliah. Ketika kulihat jam sudah menunjukkan jam 11.45 dan telpon genggamku berbunyi, ketika kulihat ada pesan singkat dari teman yang sudah sampai di lokasi seminar menanyakan keberadaanku. Acara seminar di agendanya mulai jam 11.30 namun jam 11. 45 kami masih berkutat di bursa buku, karena awalnya juga sambil kangen-kangenan dengan temen yang 6 atahun baru ketemu lagi jadi kami menjalaninya santai saja. Setelah selesai pembelian buku kami bergegas menuju angkot yang menuju ke arah C caheum namun rupanya angkot itu terlalu kosong untuk kami brdua sehingga harus "ngetem" (cari muatan) menunggu muatan penuh, halangan kedua muncul kembali...ada apa nih??
Kulihat ke belakang angkot, mataku menyapu jalan mencari taxi namun tak ada juga..setelah agak jauh kuperhatikan alhamdulillaah ternyata muncul juga sebuah taxi yang belum jelas antara kosong tidaknya. kami putuskan turun dan menyetopnya, alhamdulillaah.. ternyata kosong, setelah kami memasukinya dipaculah taxi itu melaju ke tempat yang dituju, yang namanya masa liburan ternyata jalanan ke arah yang ditujupun macet pula karena SABUGA bersebelahan dengan tempat rekreasi Kebun binatang.
Supir sudah lebih tahu jalan mana yang mesti dipilih untuk segera sampai pada tujuan. Akhirnya kami sampai juga di gerbang SABUGA ku lihat teman yang sedang mengantri aku heran bukannya kita dapat undangan kenapa masih ngantri juga di bagian informasi, katanya untuk mengecek apakah nama kita sudah terdaftar atau belum. kamipun memutuskan untuk mengantri pula, yang namanya aku selalu penasaran kenapa mesti ikut antri.. aku coba tanya sana-sini katanya mesti beli bukunya Pak Mario baru bisa dapat tiket masuk tapi aku sangat penasaran soalnya aku pernah daftar. Setelah dicek, gendok!! bukan main... Ya.. Robbi ..!! namaku tak terdaftar di data administrasinya panitia.
Hemm..sempat menarik nafas dan aku tak habis akal aku coba cari nomor contact person dari panitia yang pernah aku hubungi untuk mendaftarkan diri seminggu yang lalu, namun hasilnya nihil telponnya tidak diangkat mungkin karena beliau terlalu sibuk menjadi panitia. Setelah kuputuskan untuk membeli tiket dan bukunya Pak Mario aku masih tetap penasaran aku bertanya kepada bagian penjualan tiket.
" Teh maaf boleh menyalurkan inspirasi gak?? "oh..boleh." katanya. "Begini teh, aku kan..pernah daftar sama panitia yang bernama teh Ayu..namun ketika aku cek ternyata namaku tidak terdaftar bagaimana ini teh?? aku telpon ..telponnya juga gak diangkat...apa teteh memiliki nomor yang lainnya...??"
Kemudian ada salah seorang panitia yang memberikan nomornya, kemudian aku mencoba untuk menghubunginya namun hasilnya nihil kembali... SUBHANALLAH...ya Allah...kenapa nih?? Akhirnya daripada ketinggalan acara dan karena telponku juga gak diangkat-angkat juga ya.. aku putuskan untuk meembeli tiket dan buku itu.
Setelah kami masuk pintu gerbang kami bersegera sholat, di toilet aku bertemu dengan seorang guru berasal dari Bekasi yag tidak sengaja mengikuti acara tersebut. Beliau berseloroh "Aku dapat tiket gratis loh.. dari saeorang bapak-bapak bahkan tiketnya masih banyak...." katanya. "Subhanalloh rizkinya ibu itu...aku dari tadi memperjuangkan yang gratis justru tidak memperolehnya kataku... syukurlah bu..." kataku. Setelah sholat kamipun masuk ke ruangan yang acaranyapun baru saja dimulai.
Session pertama begitu mengasyikkan setiap teori dari Pak Mario kena banget!! Jam 15.00 tepat acarapun break harus menunaikan sholat ashar dan kamipun keluar untuk beristirahat sebentar setelah mencari kudapan dan dirasa puas kamipun masuk kembali ke ruangan namun sebelumnya kami bertemu dengan kakak tingkat yang wajahnya masih kuingat betul.
"Han..lihat itu! kang Hadi kan..?" kami mendekatinya dan bertegur sapa. Kang Hadi menjadi Panitia di acara tersebut ketika kami sedang asyik berbincang tiba-tiba rombongan Pak Mario sudah ada di belakang kami..."Maaf mbak kasih jalan". kata salah seorang dari rombongan itu..dan kamipun baru ngeh bahwa rombongan tadi itu pengawalnya Pak Mario.
Kang Hadi yang mendengarkan kekecewaanku tadi dia mengajak kami masuk keruangan VIP dan mecarikan tempat duduk yag paling depan tepat dekat tempat duduknya Pak Mario... SUBHANALLAH....apa ini...?? Ya Alloh.. aku baru sadar mungkin inilah hikmah dari kekecewaanku. Duduk di depan?? bersama rombongannya Pak Mario?? Apa gak salah...?? aku mundur kembali...gak ah...! tadi kan aku duduk paling sudut ditribun atas sayap kanan..yang memang tuk melihat langsung Pak Mario tidak begitu jelas, ini.. dikasih tepat berhadapan langsung masih bertanda tanya...? gak ah..! menurutku kang ke belakang saja. Ada sedikit rasa malu kalau mesti sejajar dengan rombongan pengisi acara.
Sempat duduk di belakang namun masih kurang nyaman, kang Hadi masih tetap berusaha mencarikan tempat duduk walau mesti melewati sound sistem. Subhanallah...Ya Alloh terima kasih kami dapat kursi VIP sehingga dapat jelas melihat sosok Pak Mario secara utuh.. Subhanallah...
Betul kata Pak Mario "Penuhilah pikiran kita dengan hal yang tidak mungkin terjadi.. kemudian lihatlah keajaiban apa yang akan terjadi..." Sungguh SUPER kasih sayang ALLAH tak ada duanya. inilah hikmah dari serangkaian kejadian yang dialami sebelumnya "Kekecewaan berbuah kursi VIP". SALAM SUPER Pak Mario...
Ketakjubanku tidak berhenti sampai disitu, setelah bubar acara kami dipertemukan dengan sosok yang tidak asing kuilhat seorang yang duduk di kursi roda setelah kuperhatikan aku hampiri.
"Subhanallah.. Assalamu'alaikum.. Teh Mimin sehat....??" sapaku mengawalinya. "Alhamdulillaah teh..." Jawabnya. "Bersama siapa teh kesini?" Aku lanjut bertanya. "Ini dengan keluarga ada adik, kakak dan tentunya dengan suami tercinta." Teh Mimin menjawab dengan senyumannya yang khas.
Beliau adalah Teh Mimin Aminah seorang publick figur selain sebagai pengisi acara "Rumahku Surgaku" di radio MQ beliau juga sebagai orang penting di DPRD Jabar I, kami sempat berphoto ria dengan beliau. Terima kasih ya..Allah. Nikmat kesyukuran mengalir di benakku, hari ini aku telah dipertemukan dengan orang-orang super.. merekalah sang motivator dalam hidupku. Terima kasih ya.. Allah. Tetaplah menjadi orang yang berjiwa syukur, pantang mengeluh...
by: Liz 28/12/09 24.30
***---- Tulisan ini pernah dimuat di www.eramuslim.com pada kolom OASE IMAN pada tanggal 31 Desember 2009.---
Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai alat penghubung dengan teman lama atau membuka relasi baru maupun berbagi pengalaman. Pertama kali kubuka facebook niatnya adalah menjalin silturahim dengan sahabat yang lama tidak pernah berjumpa. Mulai dari teman bermain waktu kecil, teman mengaji, teman sekolah, teman kuliah, rekanan kerja, teman yang memang dikenal, sampai murid yang aku ajar.
Awalnya buka facebook membosankan karena teman-teman yang aku cari tidak juga muncul, justru yang tidak dikenal malah menawarkan pertemanan. Aku mencoba berteman dengan nama-nama penulis, pengisi kajian-kajian, beberapa diantaranya adalah ustadz, group-group yang mengatas namakan kebenaran, anggota dewan, murid-muridku, sampai-sampai tanpa disengaja aku sempat nyangkut pada sebuah nama yang aku juga menebak-nebak dengan photo dan namanya tapi koq bisa nyangkut..? yaitu seseorang di masa laluku yang berujung pada FB adik-adiknya yang sampai kini ada satu adiknya yang masih suka berinteraksi melalui telpon genggam.
***
Madu kalimantan sampai ada di rumahku juga awalnya dari facebook. Gara-gara aku tulis di status tentang keluhan sakit magku yang sudah mulai kronis. Bahkan beliau sendiri yang sengaja kirim ke rumah menjelang hari Raya namun sayang di saat kunjungan ke rumah aku sedang tidak ada di tempat. (Hatur nuhun Mas).
***
Ba’da Ramadhan..ada 2 teman Fbku yang ingin bertemu langsung, sebelum kedatangannya bertanya nomortelepon genggamku untuk meyakinkan alamat dimana aku tinggal. Dua sampai tiga jam dari sampainya sms tiba-tiba di luar rumah ada yang mencari-cari namaku .. aku keluarsetelah kuperhatikan ternyata wajahnya memang tidak asing langsung saja kami bertegur sapa.
“Ini teh Elis ya..?” katanya langsung menyapa. Aku ucapkan salam dan mengiyakan.
“Kalau ini Tri..kan?” disusul teman yang satunya yang memang aku juga sudah akrab di di FB dia Yulia.
Subhanalloh dialah teman yang memang ingin ketemu denganku. Kedatangannya membuatku sangat senang, karena ternyata masih ada teman di dunia maya yang masih menyempatkan untuk bersilaturahim. Kalau aku menyimpulkan dari karakter teman-temanku ini ada sebuah masalah yang sedang menerpa dalam kehidupannya yang memang akan terlalu berat untuk dibahas secara lugas. Namun aku bersyukur masih ada yang menjadikan aku sebagai tempat curahan permasalahan walau mungkin terbatas dalam memberikan solusi tetapi setidaknya aku berusaha untuk bisa membantu. Karena bukankah Allah berfirman di dalam Q.S Ali-Imron:“bahwa qta sebagai orang yang beriman harus saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.” Terimakasih Ya Alloh…
***
Aku juga berteman dengan beberapa artis namun yang paling berkesan adalah dengan sosok yang aku sangat apresiate terhadapnya yaitu seorang komedian lawas yang berasal dari Tanah Madura beliau adalah Pepeng Ferasta Soebardi yang telah hampir empat tahun beliau harus selalu berbaring karena suatu penyakit yang menyerang syaraf pusatnya yang disebut dengan multifle scleorosis istilah kedokterannya. Subhanallah aku belajar dari semangat beliau untuk tetap semangat dalam menjalani hari-harinya terutama aku salut kepada isterinya yang selalu sabar mendampingi beliau yaitu Utami Mariam Siti Aisyah, “Mba Tami” sapaan akrabnya. Aku coba menyapa lewat wall di Fbnya dengan kata-kataku yang santun yang bunyinya tak lebih seperti ini…
”Assalamu a’laikum..syukran ustadz sudahberkenan mengkonfirm requestku semoga qta bisa menjalin ukhuwah..” tak diduga beliau menjawab “Wa a’laikum salam, jangan panggil ustadz dong…ga enak dikuping, panggil abang aja.. “
Aku merasa tidak nyaman memanggil beliau dengan panggilan abang karena memang usiaku jauh lebih muda dan memang aku hormat kepada beliau tapi karena keingiannya seperti itu akhirnya aku panggil beliau abang. Aku utarakan bahwa aku juga salut terhadap isteri beliau yang sedikitnya aku mengenalnya melalui media massa, majalah, maupun lewat televisi. Beliau menawarkan sebuah buku yang dikarang isterinya yang berjudul That’s all.Yang sekarang telah selesai aku baca dan menambah koleksi bacaanku yang berderet di rak buku kamarku.
Percakapanpun mengalir begitu saja yang tadinya lewat FB yang berujung mengirim sms lewat hp. Yang katanya akan ada acara di Bandung, kamipun bersepakat untuk bertemu langsung sekalian bersilaturahim dengan keluarga belilau di Aston Braga Bandung. Sesampainya di lobi hotel aku minta resepsionis untuk disambungkan ke bang Pepeng tapi yang terima mba Tami karena waktu itu bang Pepeng sedang istirahat awalnya kami merasa canggung karena baru pertama kali bertemu namun mba Tami sudah sebegitu akrab bahkan kami diminta untuk menemuinya langsung ke kamar 212, setelah ada di depan pintu kami mengetuk dan mba Tami sendiri yang menyambutnya, di sana ada seorang ibu sepuh dan 2 orang anak yang sedang main laptop. Ibu sepuh itu ternyata ibunya bang pepeng. Kami ngobrol bagai teman lama yang baru berjumpa, setelah agak lama akhirnya bang Pepeng meminta kami masuk ke kamarnya.
Ketika kubuka pintu kamar di atas tempat tidur terbaring sesosok orang yang tinggi besarrambut ikal diikat ke belakang , pakai kacamata, kulit bersih, wajah bersinar penuh senyum, bersandar di bantal, dengan berselimut disampingnya terdapat beberapa obat-obatan, di sebelah kiri ada kateter tergantung, bagaikan di rumah sakit. Awalnya aku tertegun dengan sosok bang Pepeng yang katanya sakit namun tak sedikitpun ekspresi sakit terpancar di wajahnya, bahkan kesegaran yang muncul di balik senyuman di saat menyambut kami.
Subhanallaah, inilah sosok ketegaran dari seorang bang Pepeng yang selama ini memang sering diulas di beberapa media. Alhamdulillaah ya..Allah Engkau pertemukan kami dengan sosok yang memang sebagai teladan buat kami. Pertemananpun terjalin suamikupun menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke tempat tinggalnya di Cinere yang disambut kehangatan dari seorang bang Peng. Semoga Alloh memberkatimu bang…selamat aku ucapkan, engkau telah menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur di hadapan-Nya.
***
Pagi-pagi sebelum beraktivitas aku sempatkan buka FB, ditab home ada beberapa permintaan teman jatuh pilihan pada satu teman yang tidak berfoto, profilnya seadanya, tadinya tidak aku konfirm tapi setelah kulihat linknya ternyata dariteh Sasa (salah seorang ustadzah pengisi kajian Muslimah di BMC (Bandung Muslimah Centre) yang memang isteri dari seorang ustadz pengisi kajian ta’lim MPI (Majelis Percikan Iman). Dikarenakan figur teh Sasa yang memang tidak aku ragukan akhirnya aku konfirm. Beberapa menit kemudian telpon genggamku berbunyi setelah aku angkat ternyata dari teman yang baru saja aku konfirm. Dia menanyakan boleh ga kalau berteman dan mengucapkan terima kasih karena sudah dijadi kan teman di Fbnya..aku menyetujui karena aku menganggapnya sebatas teman.
Hari terus berlalu namun teman yang satu ini terus muncul di telpon genggamku, awalnya aku tidak keberatan karena aku merasa ada teman yang bisa diajak ngobrol bahkan tidak sedikit ada curhatan yang berakhir dengan solusi. Setiap kali setelah nelpon aku selalu mengingatkan diantara kita tak ada apa-apa kan .. hanya teman kan? Kita juga menyepakati memang seperti itu. Sampai pada kecurigaan suamiku karena kadang menelpon pada waktu yang tidak semestinya, suamiku pun tidak tinggal diam beliau melayangkan SMS yang isinya “ada maksud apa sering telpon istriku”..namun tak ada jawaban.
Dan aku sudah merasa ga nyaman kalau ditelpon karena aku merasa suatu rasa yang memang ini orang pasti ada unsur lain selain bershabat. Akhirnya aku putuskan untuk bersikap tegas ..di keesokan harinya di saat aku sedang di kelas telpon gengam ku berbunyi awalnya tidak aku angkat tapi waktu itu ada muridku yang penasaran ingin tahu.. dan aku juga kayanya harus tegas.Disaat aku tanya serius jawabannya selalu bercanda, ditanya kebenaran tentang sms suamiyang awalnya tidak mengakui tapi akhirnya menjawab iya pernah aku tanya kenapa nggak dijawab dia katakan karena ga berani.Aku tegaskan kalo memang ingin berteman denganku kuncinya satu harus ada ijin suamiku, tapi jawabnya tetap nggak berani malah dijawabnya ringan saja. Padahal waktu itu aku sudah super serius, aku tutup telpon genggam dia layangkan sms yang intinya memang dia ada harapan padaku selain sebagai sahabat dia juga berharap lebih. Semenjak itu setiap deringan telpon genggamku tidak pernah aku angkat lagi padahal sampai saat inipun dia gak pernah berhenti misscall aku. Terakhir aku angkat dengan jawaban “mau apa lagi….? Kan semuanya sudah jelas, aku harap mengerti dengan kondisi yang ada..bagiku suami adalah segalanya ridhonya Allah ada pada ridho suami, kalau suamiku sudah tidak ridho ya…sudah tak ada lagi kesempatan untuk berteman, maaf saja.” Dah klik aku tinggalkan telpon genggamku. (Aya –aya wae..).
***
Lepas dari masalah itu ada teman Fbku yang kini ngekos di rumah ibuku, awal ceritanya dari permintaan tolong seorang murid yang katanya..”Bu bisa tolongin Wino ngga..?”emang kenapa?Itu teman wino sudah 2 minggu kabur dari rumah coba lihat isi statusnya ngeri..katanya tentang kematian terus..aku coba cari di kotak chatt awalnya tak ada nama yg dimaksud namun dengan pemberitahuan dari muridku akhirnya aku coba untuk menyapa dan memancingnya supaya mau bercerita kenapa sampai bertindak seperti itu…akhirnya mengalirlah sebuah cerita masa lalu yang membuatnya bisa menyadari bahwa sikapnya salah setelah beberapa lama akhirnya ada semacam ketenangan juga yg didapatnya dari ceritaku yg menyisakan sebuah semangat dalam hidupnya kini.
Pengalaman hidup memang akan membuat seseorang bisa bangkit dan bisa juga sebaliknya jatuh terpuruk yang berakhir pada keputusasaan, namun tinggal bagaimana kita dalam menyikapinya apa sebagai musibah atau sebagai anugerah. Hanya orang yang berimanlah yang bisa menyikapi musibah sebagai anugerah karena disitu terletak hikmah yang begitu indah apabila kita lewatkan begitu saja. Hari-hari akan terasa begitu indah karena betapa Allah sangat mencintai hamba-Nya. Disinilah letak ujian yang berikan apakah hamba-Nya tahan dengan kesulitan hidup atau justru malah merasa kesusahan dan merana.
***
By the waydengan kejadian-kejadian yang silih berganti dari hari ke hari membuatku sering merenung, dulu aku sempat tersaruk-saruk mencari setitik perhatian mengemis sebuah senyuman meronta-ronta seonggok banyolan dari seseorang yang aku anggap sebagai orang yang paling berarti dalam hidupku. 7 tahun…kehambaran cukup pahit dalam berumahtangga karena mahligaiku hanya dibangun oleh keseriusan tanpa ada humor, keceriaan, senyuman, perhatian. Diantara kami serius dengan kesibukannya masing-masing. Suamiku seorang sosok yang terlalu kaku, idealis dan terlalu serius terhadap pekerjaannya.
Terkadang aku sering meneteskan air mata dikala mendambakan perhatian dari suamiku, ditengah kehampaan muncullah orang di masa laluku yang sempat membuatku terombang-ambing. Kecemburuan mulai menghiasi perasaan suamiku…dan aku sadar betapa tidak walau bagaimanapun aku adalah isteri yang sangat dicintainya, walau mungkin belum bisa memenuhi semua harapanku.Yang kedua,kecemburuan itu kembali menghiasi wajah suamiku di kala datangnya teman Fbku yang pernah merasa bangkit setelah mendapat secercah hikmah dari kata-kataku lewat chat, ditambah lagi dengan adanya orang misterius yang selama sebulan ini sering menelponku…lengkap sudah kecemburuan suamiku.
Suamiku jadi lebih protektif, setiap kali aku buka FB beliau selalu mendampingiku sampai larut malam, padahal selama ini setiap kali aku On Line beliau ga pernah menghiraukan aku setiap ada yang komen maupun ngajak chat selalu beliau perhatikan, setiap pulang kerja selalu menyempatkan mengecektelpon genggamku baik melihat isi sms maupun mengecek panggilan tak terjawab (Misscall).Sedikit risi tidak nyaman memang..yang tadinya ga pernah perhatian kini jadi over, namun di balik itu aku mencari mutiara hikmah yang akhirnya aku mengerti dengan semua goresan-goresan takdir yang harus aku selesaikan dalam melukis kehidupan.
Episode demi episode dalam hidup telah membuatku semakin bersyukur karena ternyata perhatian, senyuman, guyonan yang aku dambakan tidak begitu saja aku dapatkan secara instan ternyata Allah mempunyai cara lain dalam mewujudkan harapanku itu, Allah punya warna tersendiri dalam menghiasi kisah kehidupan rumahtanggaku yang aku rasa begitu berwarna. Inilah Oase di padang facebook yang telah membasahi kegersangan hati yang telah lama kering.
Terima kasih ya..Alloh Engkau telah penuhi harapanku ..Alhamdulillaah.
Hari ini adalah hari ulang tahun anakku...tapi aku sedih banget karena aku sakit, jadi belum ngapa-ngapain. Tadi pagi baru bisa berdo'a aja. Lagi nyari inspirasi kira-kira apa yah..surprise buat anakku...? Ngomong-ngomong ulang tahun terkadang imagenya ke kado/hadiah, aku punya cerita subhanalloh menarik banget untuk direnungi..
Semalam menjelang tidur anakku sempat cerita dengan ayahnya..."yah..Hafidz pingin hadiah.." ayahnya nanya "memangnya Hafidz mau apa?" "Hafidz mau binatang...." sambil merem dan kayanya terbawa mimpi deh..keinginannya itu..
Ketika shubuh di saat ayahnya mau ke Mesjid untuk sholat, aku sempat kaget koq suamik u balik lagi dan membawa sesuatu di tangannya seperti batu bentuknya, dan setelah kuteliti ternyata.. itu seekor kura-k ura yang lumayan sudah agak besar..warnanya coklat di kepalanya ada garis merah.. kulitnya bergaris hija u muda, Subhanallaah bagus banget!! Anakku langsung terbangun karena binatang kesukaannya selama ini kan kura-kura, yang memang belum sempat aku belikan...
Aku merenung terharu Allah teramat sayang..pada anakku, di hari ulang tahun anakku Allah telah membe rikan kado istimewa..
Sempat terfikir makanan kura-kura apa yah...? aku surfing ke internet dan ternyata...kura-kura yang ditemukan suamiku itu adalah kura-kura Brazil Subhanallah itu kan bukan kura-kura biasa ..perlu tempat dan perawatan yang bagus makanannya juga. Alhamdulillah ya..Allah..
Belum selesai ketakjubanku reda, aku sempat nanya kemarin, kan afidz sempat bilang pingin kue juga terus aku tanya "Hafidz pingin kue apa"?, dia bilang "kue madinah... kalo enggak kue mekkah yang ada ka'bah". Subhanallah...Semoga Allah memperkenankan keinginan kami untuk bisa men unaikan ibadah haji ke Makkah Al-Mukaromah karena itu juga adalah cita-cita anakku. "Hafidz semoga barokah ya..nak umurmu dan selalu mendapat kasih sayang-Nya, Nak." Amiin..
Ketika sedang asyik mengendarai motor di tengah perjalanan menuju tempat ujian, suamiku sempat menertawai ibu-ibu yang duduk dibonceng pada pengendara motor yang lain...ku perhatikan tertawanya suami yang begitu enak. Baru saja terdiam dari tawanya tiba-tiba ada sebuah benda melayang mendarat di atas kaca depan mobil sedan yang tepat ada disamping kiri dimana suami mengendarai motornya. "Craaaaaaaaaaaat!! mungsrat". semburannya mengenai helm suami walau sedikit akupun terkena.. setelah kuperhatikan benda apa yang melayang tadi, ternyata air pop ice rasa permen karet yang warnanya biru itu. kayanya ada orang yang iseng atau sengaja membuangnya namun tidak pada tempatnya. Aku yang awalnya diam...jadi enak menertawai suamiku, karena kulihat helmnya banyak tetesan-tetesan pop ice yang nyembur tadi. Sambil tertawa suamiku sadar dengan tertawaannya, "bu..benar ya..? Allah tak membiarkan kita tuk larut menertawai orang lain". Allah masih sayang sama kita dengan mengingatkan lewat pop ice". Alhamdulillaah masih diberi kesadaran atas perbuatannya. Sampai di tempat ujianpun aku tak henti tertawa dengan sikap suami dan kejadian itu. Sepulangnya dari tempat ujian aku mampir di sebuah mesjid dan di saat kubercermin hidungku ternyata kena juga dengan semburan pop ice tadi..yg sudah mulai mengering...Astaghfirullaah....aku juga sadar karena aku juga tadi menertawai suamiku...Terima kasih ya..Alloh, Engkau telah memperingatkan kami.
Di saat sakit itu datang...terasa begitu berat hari-hari kujalani, hampir tiap hari perut ini kembung punggung ini berat kepala terasa ditindih berton-ton semen pusingnya bak gasing yg diputar tiada henti..namun aktivitas yg kujalani memeras otak dan otot. Mungkin orang melihatku tak bermasalah dengan penyakit karena itulah yg aku coba..untuk tetap bisa tersenyum untuk tetap berkarya untuk tetap semangat.. Sudah hampir 13 tahun, setelah aku mengidap penyakit dalam itu ... sistem metabolisme ini tidak bekerja dengan baik, masuk angin hampir setiap hari tapi aku tetap menenteng motor kemanapun aku pergi. Angin yang menjadi musuh nomor satuku namun kucoba bersahabat dengannya. "Laa hawla walaa quwwata illaa billaah... tiada daya dan kekuatan kecuali Engkau yg mampu memberikan itu..Ya..Robb. Manusia itu ibarat magnet..setiap yg diharapkannya itulah yang akan ditariknya, aku coba utk berharap sehat karena memang kuingin sehat.. dan kucoba untuk berfikir terbalik (out of the b ox) aku tidak ingin selalu dalam kondisi seperti ini terus aku harus berjuang melawan sakitku..aku harus bangkit! aku harus semangat menjalani hari-hariku karena masih terlalu banyak amanah yang harus aku tuntaskan. Adakalanya aku ingin dimanja, ingin diperhatikan layaknya orang sakit, namun kucoba untuk melawan fikiran itu karena semakin kuberharap orang untuk memperhatikan maka aku akan semakin sakit. Sementara selama ini aku ingin sehat.. aku tanamkan dalam diri dan hati aku sehat...!! aku bisa..!! aku kuat..!! setiap bangun kuungkapkan itu sambil menghirup segarnya udara shubuh. Kutatap langit-Nya yang begitu tenang apalagi di saat penuh bintang ku merasa betapa sayangnya Allah padaku.. yang sampai saat ini masih tetap memberi amanah hidup berikut kenikmatannya, yg terkadang tanpa disadar terlupakan.. Astaghfirullahal adziim. "Fa bi ayyi alaa irobbikumaa tukadz dzibaan".. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan. (QS Ar-Rahman : 13, 16, 21, 23, 25, 30, 32, ..........77) Ayat itulah yang sampai saat ini menjadi motto dalam hidupku.
Setahun yang lalu.. aku berharap bisa pakai motor, padahal mengendarainyapun aku tidak bisa. Uang untuk membelinyapun tak terpikirkan darimana, aku hanya minta kepada Allah SWT pada saat sholat dengan mempraktekkan sedikit ilmu yang kubaca dari sebuah buku yang berjudul "Quantum Ikhlas" dari buah karyanya Erbe Sentanu. Dimana setiap harapan kita harus padu antara positif thinking dan positif feeling (hati dan fikiran harus sama fokusnya) ketika kita berdo'a. Bibirku belum sempat kering dari berdo'a, suamiku pulang dengan membawa cerita bahwa beliau mendapat inventaris dari kantor sebuah motor baru. Motor lamapun kini jadi milikku. Subhanalloh..!! Allohu Akbar...Alhamdulillah..aku terpesona dengan kasih sayang-Nya. Sekarang kemanapun aku pergi motorkulah yang mengantarnya. Teman..tidak hanya motor yang kini hadir dalam hidupku tapi harapan-harapan lainpun bermunculan, sahabat lama yang pernah hilang dalam hidupku kini hadir kembali, kebahagiaan dalam membina keluarga, perhatian yang selama ini hilang, keluasan hati yang selama ini aku rasakan selalu sempit, keluasan rizki, kasih sayang dari saudara, kepercayaan atasan dalam mengemban amanah, kesehatan, ketenangan hidup..dan masih banyak lagi nikmat Allah SWT yang aku rasakan. Syukurku tak pernah berhenti kupanjatkan dengan selalu diiringi berbuat baik pada sesama dan berbagi. Manusia itu bagai magnet, apa yang menjadi harapannya akan ditariknya. Selama kita punya harapan maka Allah SWT akan senantiasa mengabulkan do'a kita, maka mintalah kepada Allah karena Allah adalah sebaik-baik tempat meminta. Allah menyukai hamba yang selalu berdo'a. "Sesungguhnya Tuhanku maha mendengar (memperkenankan) do'a." (Q.S Ibrahim : 40).