Rumah Tak Berpenghuni
"Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikit pun dari Al-Quran, seperti rumah yang kosong (tidak berpenghuni)" (HR At-Tirmidzi).
Dalam dunia mimpi aku menyusuri sebuah pedesaan, rumah-rumahnya tak berpenghuni. Di setiap celahnya kudapati cahaya, aku pesan satu rumah untuk temanku. Dia kutolong dari angkara murka sahabat-sahabat yang tidak menyukai kehadirannya.
Ditengah keanehanku dalam mencerna lingkungan yang baru kumasuki, kutemui satu dua orang yang begitu ramah yang lainnya asing dan saling memalingkan muka. Di sana kuperoleh satu bangunan bercahaya namun terbuat dari kardus pelastik, sekilas kulihat bangunan itu seperti Mesjid. Aku semakin tak mengerti,bentuk fisiknya tak jauh beda dengan miniatur rumah yang sering dijadikan maket perumahan.
Semakin dalam kususuri, pedesaan itu semakin padat dengan bangunan-bangunan, bahkan di gang-gang penuh sesak dengan kamar-kamar sempit layaknya kontrakan. Walau pedesaan itu padat dengan rumah, aku tetap saja merasa asing karena tak satupun penduduk yang keluar dan sengaja menyapa.
Di saat kuterbangun, aku merasa menjadi orang asing sungguhan di tengah keramaian dan kasih-sayang orang-orang yang menyayangiku. Suasana pedesaan dan penduduknya masih lekat dalam ingatan.
Adakah yang mampu menyimpulkan?
apakah penduduk itu adalah jiwa-jiwa kita?
dan bangunan-bangunan tak berpenghuni itu adalah jasad kita?
dan Mesjid itu adalah gambaran, walau megah namun nilainya sudah mulai berkurang?
Sementara setitik Cahaya itu adalah DIA yang selama ini sering kita abaikan bahkan kita asingkan?
Wallahu a'lam bish showwab.
***
Catatan: Pengalaman ruhku dalam mimpi pada suatu malam.
By: Lis
Bandung, 15 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar