Sebagian Karyaku

Sebagian Karyaku
Hasil Goresan dari tahun 2010-2013

Ruang Singgah

Ruang tempat persinggahan imaji, mencari arti sunyi yang tersembunyi dalam diri demi meniti Cinta-Nya

Sabtu, 05 Desember 2015

Teori Berthil Ohlin

Berthil Ohlin Theory (Teori Harga)

Dalam bukunya yang sangat terkenal dalam lapangan ekonomi internasional, yaitu “ Interregional And International Trade ” yang diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1933, ahli ekonomi swedia ini berpendapat bahwa perdagangan internasional itu sebenarnya adalah masalah harga. Jelasnya, perbedaan hargalah yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional. Oleh karena itu Bertil Ohlin perdagangan internasional dibahasnya mengikuti jalur proses mekanisme pembentukan harga. Dan untuk pembahasannya itu dengan sendirinya membawanya pada penyelidikan faktor- faktor yang menentukan atau mempengaruhi permintaan dan penawaran. Sebab harga sesuatu barang itu terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga barang yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan internasional, menurut B. Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan komposisi dan proporsi faktor- faktor produksi yang dimiliki oleh negara-negara di dunia ini, yang dalam garis besarnya dapat di jelaskan sebagai berikut:


Bertil Ohlin berpendapat bahwa kenyataan-kenyataan alamiah dari berbagai faktor produksi (alam, tenaga kerja, dan modal) yang di miliki oleh negara-negara di dunia ini, besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi bangsa-bangsa yang bersangkutan. Kenyataan- kenyataan alamiah itu sedemikian rupa, yaitu bahwa alam telah memberikan suatu kenyataan bahwa sesuatu negara memiliki faktor-faktor produksi sebagai faktor penunjang kegiatan ekonomi yang berbeda dengan faktor produksi yang dimiliki oleh negara lain baik mengenai kwalitas, kuantitas, proporsi maupun komposisinya.

Perbedaan faktor-faktor produksi dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat produktivitas, jumlah dan jenis hasil produksi, jumlah penawaran faktor dan hasil, serta perbedaan dalam kebutuhan/permintaan.

Suatu kenyataan lain dari kenyataan alamiah bagi faktor-faktor produksi, ialah kenyataan tentang bentuk permukaan bumi/dunia yang telah menundukan letak sesuatu negara sedemikian rupa, sehingga timbul persoalan-persoalan pengangkutan yang dengan sendirinya akan mempengaruhi hubungan ekonomi diantara berbagai bangsa di dunia ini.

Mendasarkan diri pada kenyataan-kenyataan alamiah dari faktor produksi tersebut di atas, adalah logis bilamana sesuatu negara itu melakukan spesialisasi produksi atas sesuatu barang atau jasa- jasa tertentu sesuai dengan kondisi dan situasi faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh negara tersebut. Bahkan mengikuti teori Adam Smith (absolute cost theory) maka setiap negara hendaklah melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan faktor produksi yang dimilikinya, sehingga terjadilah di dunia ini suatu pembagian kerja secara internasional. Hanya dengan cara demikianlah menurut Adam Smith kemakmuran dan kebahagiaan dunia akan tercapai.

Spesialisasi produksi atas barang-barang atau jasa-jasa tertentu oleh suatu negara disebabkan oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh negara itu memungkinkan. Dalam artian bahwa dalam kombinasi faktor-faktor produksi untuk spesialisasi produksi itu lebih banyak dipergunakan faktor-faktor produksi yang relatif banyak tersedia dalam negara tersebut (tidak/kurang scarce), sehingga barang-barang hasil spesialisasi itu akan relatif murah harganya dan dengan sendirinya barang-barang tersebut mudah untuk dipertukarkan atau diekspor ke negara lain. Dengan kata lain, sesuatu negara akan mengekspor sejenis barang ke luar negeri, bilamana barang tersebut dapat dihasilkan dengan jumlah biaya produksi yang relatif murah. Biaya produksi yang relatif murah ini disebabkan karena dalam memproduksi barang itu banyak digunakan faktor produksi yang relatif banyak terdapat di negara itu. Sebaliknya sesuatu negara akan mengimpor sejenis barang bilamana barang tersebut hanya dapat dihasilkan dengan biaya produksi yang relatif tinggi, sebab dsalam proses produksi barang itu harus menggunakan faktor-faktor produksi yang jarang terdapat (scarce) di negara tersebut, sehingga mahal harganya.

Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan bahwa pertukaran atau perdagangan barang / jasa antar negara (hubungan impor ekspor) dimungkinkan oleh perbedaan faktor-faktor produksi dan kemungkinan-kemungkinan mengkombinasikannya. Perbedaan-perbedaan faktor-faktor produksi dan perbedaan kombinasi faktor inilah yang merupakan sebab dari perbedaan harga yang kemudian menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan interregional ataupun internasional.

Akan tetapi perdagangan internasional itu pun akan berpengaruh pula pada tingkat harga. Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat-tingkat harga itu kermudian akan menjadi sama. Proses penyamaan tingkat harga ini akan berlangsung dengan lebih cepat lagi bilamana dalam perdagangan internasional tidak terdapat rintangan-rintangan yang membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai dan ongkos transport.

Perdagangan internasional disamping mempunyai tendensi untuk mempersamakan harga barang, juga akan mempersamakan harga- harga faktor produksi, sebab bilamana sesuatu negara itu mengekspor sejenis barang, maka harga ekspor itu adalah hasil harga kombinasi faktor produksi yang di dalamnya banyak menggunakan faktor produksi yang relatif banyak terdapat di negara itu, sehingga harganya murah.

Bilamana barang ekspor makin banyak diminta, maka harga faktor produksi yang relatif murah tadi akan meningkat. Dari sini jelas bahwa perdagangan telah berkecenderungan untuk menyebabkan naiknya harga- harga faktor produksi yang mula- mula rendah. Sebaliknya faktor produksi yang tadinya tidak diminta karena jarang dan harganya mahal, maka dengan adanya perdagangan, faktor produksi itu sendiri menjadi makin tidak dimintalah ia dan harganya akan menurun. Jadi perdagangan bukan saja bertendensi untuk mempersamakan harga barang melainkan juga mempersamakan harga faktor produksi.

Dari pernyataan diatas, maka teori Bertil Ohlin itu dapat disederhanakan sebagai berikut:
1. Kemungkinan spesialisasi sesuai dengan situasi dan kondisi faktor produksinya. Ini dengan Isocost- isoquant analisis.
2. Tendensi penyamaan tingkat harga. 
(Sobri, 1986 : 42-44)
Sumber.
Sobri, 1986. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : PT. Hanindita Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar