malam ini rasanya aku ingin bercerita tentang hujan yang selalu tabah
menengadah ke langit mengais kantung-kantung yang Tuhan beri
sejauh langkah kaki yang tertatih dalam menjalaninya selalu sadrah
entah yang ke berapa bulir yang jatuh sudah tak perduli, ia terus laju
sakit, perih dan terhujam dalam lukanya barang tentu telah dirasa
namun dilumat, nikmati dalam penuh khusyu tanya menggelembung
dalam diam, sedih memang namun terus ditelan mencari jawab
Tuhan, inikah jalan yang Kau bentang untuk dijalani tanpa lenguh
kecipak air menjadi barang tak asing dalam diam tangan-tangan ronta
meraih yang dapat diraih melalui iradat yang terus Kau hampar
agar tak terus putus. langitkan. bentangkan. pompa. pompa terus
karsa yang ada dalam dada. yang ada dalam doa. yang ada dalam kata
Tuhan, di mana ridha-Mu. masih saja terkatung-katung dalam tanya
kantung-kantung bulir yang lama bersemayam dalam diam. dalam angan
menunggu jawab dalam hamparan riang keikhlasan dan tawa kesyukuran
sami'na wa atha'na. saya mendengar dan saya ta'at. insya Allah.
By: Lis Bandung, 2 Januari 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar