Suatu siang engkau datang, alamat
apa yang kau bentang
membawa segenggam bunga kamboja berbau melati
yang kau tanam di bukit cinta beribu purnama
hatiku berdesir mengalir bak air, sejuk
kau singkap sobekan luka kecewa
kau ulur jemari memori
yang kini belum mati
ribuan harap
berceloteh
ting!
menghilang
disapu realita
tajamnya sembilu
menoreh lebamnya rindu
hingga pagi kauunjuk suara
syahdu rindu menangkap erang
tanyapun terlempar cintamu sedetik nadi
jawabnya: "namun kekuatannya menghidupiku
matamu masih tersimpan jauh di samudera cintaku
pendaran warnanya mengisi tempurung jagad bathinku
bumi berkerut, langit terpecah, detak jantungmu masih kurasa."
Bandung, 23 Mei 2010
membawa segenggam bunga kamboja berbau melati
yang kau tanam di bukit cinta beribu purnama
hatiku berdesir mengalir bak air, sejuk
kau singkap sobekan luka kecewa
kau ulur jemari memori
yang kini belum mati
ribuan harap
berceloteh
ting!
menghilang
disapu realita
tajamnya sembilu
menoreh lebamnya rindu
hingga pagi kauunjuk suara
syahdu rindu menangkap erang
tanyapun terlempar cintamu sedetik nadi
jawabnya: "namun kekuatannya menghidupiku
matamu masih tersimpan jauh di samudera cintaku
pendaran warnanya mengisi tempurung jagad bathinku
bumi berkerut, langit terpecah, detak jantungmu masih kurasa."
Bandung, 23 Mei 2010
Jemari Memori Menghantar Jawab, adalah salah satu karyaku yang terseleksi ke dalam antologi puisi "Ketika Penyair Bercinta" yang tergabung dengan beberapa penyair lintas negara yang diselenggarakan oleh Pelangi Jauhari pada tahun 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar