Senyummu
Di senyummu kutuai merekahnya mentari
Yang sinarnya menerangi kebun-kebun di hatiku
Di matamu kupetik pucuk-pucuk rembulan
Yang cahayanya menyala hiasi taman rasa
Senyummu mampu mencabut kerikil tajam
Yang terbenam di kerasnya batok kepala
Senyummu mampu melepaskan baju besi
Yang terbuat dari kain ego dan benang tinggi hati
Senyummu mampu memadamkan merahnya darah
Yang memanas mengaliri ruang ambisi dan emosi
Ah..
Aku suka senyummu
Indah terhampar di luasnya jiwa yang kau punya
Sungguh indah dipandang mata
Sejuk
Menyelusup
Membuat basah tanah yang berkelana di jiwa.
By: Lis
Bdg, 17 Maret 2010
Penat
Di rongga penat tergeletak seonggok mayat
Bersimbah darah amarah berlumur debu uzur
Ditikam pisau senja, disekat tali ambisi
Ilusi dan imaji malah melayang terbang
Jenuh membunuh, keranda bosan dipesan
Terpuruk membusuk di sudut kaku
Terserak hanya di pusara benak
Mata terbelalak tanpa udara
Mulut menganga tanpa kata.
By: Lis
Bdg, 4 Februari 2010
Senyummu dan Penat adalah dua puisi perdanaku yang terkumpul dalam antologi puisi Bersama Gerimis bersama teman-teman di Majelis Sastra Bandung dan berhasil diterbitkan pada bulan Januari 2011.
Launching Bersama Gerimis Di Beranda 57 Tasikmalaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar