Puisi: Alam bercerita
Air bertanya, dimanakah muaraku kini? semua tempat serapanku berbaju beton dan aspal
Halaman rumah tempatku bercengkerama dengan pohon perdu berganti semen dan papingblok
Selokan tempat bermain dan kediamanku disaingi benda buangan tak berguna sehingga aku tak bisa pulang ke sungai ke tempat asalku ke lautan cinta keluargaku
Tak ada pilihan lain aku harus tetap mencari persinggahan yang lebih nyaman untukku berdiam
Aku berjalan menyusuri rumah, menyesaki sekolah, memadati pasar, memenuhi jalan raya
Salahkah aku, jika aku tinggal di tempat berteduhnya manusia?
Yan g katanya makhluk paling sempurna di antara semua makhluk .
#Tanah
Tanah berkata dimanakah tempatku bersandar? Semua sandaranku nyaris musnah ditelan pilar-pilar tembok dan besi
Gunung-gunung sandaran paling nyaman sudah terusik dengan berisiknya hunian elite kaum pencari sunyi sekedar melepas penat dari kebisingan hiruk pikuknya kota persinggahannya
Bukit-bukit tempatku menyemai rindu dengan rerumputan teki dan kebun-kebun berumbi sudah hilang berganti dengan tempat bermainnya kaum borju memukul bola sebesar mata kuda dengan menggiringnya pada sebuah lubang
Salahkah aku jika aku mencari sandaran ke tempat-tempat berdiamnya manusia?
Siapa pelaku pembunuhan disini? Sehingga kuburan-kuburan menganga siap melahap makhluk
yang katanya khalifah fil ardl sekaligus tempat berteduhnya aku hamburi.
#Sungai
Sungai berteriak, woooiiiii…..! tubuhku penuh koreng, bakteri tumbuh dimana-dimana
Aku kini divonis penderita penyakit akut , aku adalah importir dari semua penghasil polusi
Tubuhku dijejali benda anorganik yang sengaja diekspor oleh pengusaha yang bergelar homo sapiens
Salahkah aku jika tubuhku kini berbau?
aku harus mengajukan gugatan kemana?
Apa ada lembaga hukum yang menerima gugatanku? Apa aku harus Ke BARESKRIM?
Yang katanya dipenuhi dengan kasus-kasus para tikus pelaku makelar kasus
****
By : Liz
Bandung, 2 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar