Di manakah…
Angin pagi kini enggan menyapa
udaranya terbang ntah kemana
sesekali kutengok di daun jendela
namun kasatnya mata tak mampu menangkapnya
di manakah terselipnya rasa yang kemarin riuh
bergema dipuncak hijaunya jiwa.
***
Bias rasa
Matamu adalah mataku
rasamu adalah rasaku
rasa itu membias di kaca jiwa
memantul ke dinding di mana aku bersandar
apa rasa itu menguap atau menyublim
menjadi partikel-partikel gas meranggas
membumbung di udara hampanya rasa
apa angin itu meniupkan rasa itu
di dinding tempatmu bersandar?
Kini kaca itu hanya meninggalkan uap rasa
bersalju di gerbang dua mata tak berjendela.
By:Lis
Bandung, 5 Maret 2010
Angin pagi kini enggan menyapa
udaranya terbang ntah kemana
sesekali kutengok di daun jendela
namun kasatnya mata tak mampu menangkapnya
di manakah terselipnya rasa yang kemarin riuh
bergema dipuncak hijaunya jiwa.
***
Bias rasa
Matamu adalah mataku
rasamu adalah rasaku
rasa itu membias di kaca jiwa
memantul ke dinding di mana aku bersandar
apa rasa itu menguap atau menyublim
menjadi partikel-partikel gas meranggas
membumbung di udara hampanya rasa
apa angin itu meniupkan rasa itu
di dinding tempatmu bersandar?
Kini kaca itu hanya meninggalkan uap rasa
bersalju di gerbang dua mata tak berjendela.
By:Lis
Bandung, 5 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar