Dalam tangisku terselip sembilu rindu
dari warna ungu hingga berubah kelabu
dalam jiwaku terbenam batu nisan cinta
yang tetap menancap kuat di merah tanahnya
Wahai, kelelawar malam...
kemarin kau singgah di atas pusaraku
dan tak kau temui aku disana
ruhku tiada jasad yang ada
Wahai, kelelawar malam..
tiga ribu purnama kutunggui kau disana
hingga jasad kehilangan ruhnya
kini aku telah berpindah rumah bertukar tempat
biar tubuhku tidak kedinginan diterpa angin
biar ragaku tidak terbakar api kepedihan
karena terlalu lama menahan rindu yang tak berkesudahan
Wahai, kelelawar malam...
aku tahu kau hadir dari sang rasa
yang mengabari aku dan berbisik di telingaku
aku tahu nuranimu telah menyeretnya
untuk melayat mayat yang terkapar memar
terdampar di perhentian cinta yang tak memiliki terminal
apakah tak kau perhatikan mayat itu biru di sekujur tubuhnya
akibat pukulan rindu yang bertubi-tubi bersarang di jiwanya
tak kah kau sadar di ujung nuranimu masih ada silhouette bergambar hati
begitupun dengan mayat itu, jika kau belah masih akan kau temukan
sebuah goresan yang sama bentuknya dengan silhouette cinta yang kau miliki.
Bandung, 13 Februari 2010
By: Liz
dari warna ungu hingga berubah kelabu
dalam jiwaku terbenam batu nisan cinta
yang tetap menancap kuat di merah tanahnya
Wahai, kelelawar malam...
kemarin kau singgah di atas pusaraku
dan tak kau temui aku disana
ruhku tiada jasad yang ada
Wahai, kelelawar malam..
tiga ribu purnama kutunggui kau disana
hingga jasad kehilangan ruhnya
kini aku telah berpindah rumah bertukar tempat
biar tubuhku tidak kedinginan diterpa angin
biar ragaku tidak terbakar api kepedihan
karena terlalu lama menahan rindu yang tak berkesudahan
Wahai, kelelawar malam...
aku tahu kau hadir dari sang rasa
yang mengabari aku dan berbisik di telingaku
aku tahu nuranimu telah menyeretnya
untuk melayat mayat yang terkapar memar
terdampar di perhentian cinta yang tak memiliki terminal
apakah tak kau perhatikan mayat itu biru di sekujur tubuhnya
akibat pukulan rindu yang bertubi-tubi bersarang di jiwanya
tak kah kau sadar di ujung nuranimu masih ada silhouette bergambar hati
begitupun dengan mayat itu, jika kau belah masih akan kau temukan
sebuah goresan yang sama bentuknya dengan silhouette cinta yang kau miliki.
Bandung, 13 Februari 2010
By: Liz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar