Derasnya hujan di senja ini selalu menyeretku pada elegi tak berenergi
gemericiknya mendendangkan syair kematian di bibir malam yang lebam
baunya bunga kemboja menyesak di dada
aroma kapur barus menyocok di sudut hidung
gerimis tangis berhamburan, peluk bergantian
namun tak sedikit yang merangkai bunga bahagia
ada yang meraung-raung di pinggir jenazah yang tak bernafas
ada yang meronta-ronta di samping mayat berselimut kafan
ada yang terpekur diam bathinnya terpukul godam kepiluan
malaikat itu telah membawa terbang arwah kedustaan
berbusana hitam meninggalkan bau busuk yang menusuk
tercabut lepas dari jasad tak berongga kasih sayang
terangkat dari raga angkara murka sang Dasamuka
gemuruh dan petir bersahutan di angkasa memecah jiwa yang merintih
kulihat mata-mata semakin sembab diguyur telaga yang lama tumpah.
Bandung, 12 Februari 2010
By: Liz
gemericiknya mendendangkan syair kematian di bibir malam yang lebam
baunya bunga kemboja menyesak di dada
aroma kapur barus menyocok di sudut hidung
gerimis tangis berhamburan, peluk bergantian
namun tak sedikit yang merangkai bunga bahagia
ada yang meraung-raung di pinggir jenazah yang tak bernafas
ada yang meronta-ronta di samping mayat berselimut kafan
ada yang terpekur diam bathinnya terpukul godam kepiluan
malaikat itu telah membawa terbang arwah kedustaan
berbusana hitam meninggalkan bau busuk yang menusuk
tercabut lepas dari jasad tak berongga kasih sayang
terangkat dari raga angkara murka sang Dasamuka
gemuruh dan petir bersahutan di angkasa memecah jiwa yang merintih
kulihat mata-mata semakin sembab diguyur telaga yang lama tumpah.
Bandung, 12 Februari 2010
By: Liz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar