Debur mulur memercik air liur
dentam sunyi di keheningan malam
menggusur bilur-bilur bunga tidur
tak terkira ternyata arusnya telah menarik
dan menghempaskan bathin ke ruang terik
yang aku sendiri asing di pantai gemalai
yang sepi dari riuhnya kereta kencana
aku terlempar dan terpental dari sudut mimpi
merambah luas ke air bah penuh dedah
kutengok kanan kiri tak ada yang kukenal
namun selalu saja ada embun di semak-semak
yang tak kusadari kakiku telah berpijak
pada tanah datar berlatar akar gemetar
tetesannya selalu membuatku dipeluk sejuk
tetesan-tetesan itu bersatu menjadi sekolam air
yang siap memandikan dan menenggelamkan
untuk tenggelam aku masih bersarung keraguan
aku tertegun dengan bunga tidur yang kini siap menatapku.
by: Liz
Bandung, 30 Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar