Neraca Lajur Kehidupan
Kucatat harianku dalam jurnal kehidupan
kuposting ke dalam buku besar perjuangan
kuringkas dalam neraca saldo pertaubatan
kususun dalam laporan keuangan harapan dan do'a.
Menunggumu
Sampai kapan kumenunggu
sampai langit membisu
sampai nisan telah membatu
sampai angin tak mendayu
sampai rindu menjadi salju
sampai cinta tak beraroma syahdu
Siapakah aku
Siapakah aku
Kutanya pada cermin
setiap kali aku menatapnya
Cermin tak pernah bohong
dimana letak kekuranganku
Dia tunjukkan
di sebelah mana kealfaanku
Wajahku hitam
Mataku besar
Telingaku lebar
Hidungku pesek
Mulutku tebal dan menganga
Lalu aku bertanya
Siapakah pemilik wajah ini
Dan cerminpun jujur
Dirimulah sang pemiliknya
Aku tertegun menatap wajahku
Yang memang begitu adanya.
By: Liz
Bandung, 29 Januari 2010
Kucatat harianku dalam jurnal kehidupan
kuposting ke dalam buku besar perjuangan
kuringkas dalam neraca saldo pertaubatan
kususun dalam laporan keuangan harapan dan do'a.
Menunggumu
Sampai kapan kumenunggu
sampai langit membisu
sampai nisan telah membatu
sampai angin tak mendayu
sampai rindu menjadi salju
sampai cinta tak beraroma syahdu
Siapakah aku
Siapakah aku
Kutanya pada cermin
setiap kali aku menatapnya
Cermin tak pernah bohong
dimana letak kekuranganku
Dia tunjukkan
di sebelah mana kealfaanku
Wajahku hitam
Mataku besar
Telingaku lebar
Hidungku pesek
Mulutku tebal dan menganga
Lalu aku bertanya
Siapakah pemilik wajah ini
Dan cerminpun jujur
Dirimulah sang pemiliknya
Aku tertegun menatap wajahku
Yang memang begitu adanya.
By: Liz
Bandung, 29 Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar