Tugas:
1. Bacalah artikel di
bawah ini
2. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan setelahnya
Hadapi MEA, Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja RI Masih Kalah
Pemerintah menyatakan
tingkat produktifitas dan pendidikan tenaga kerja di Indonesia
masih sangat rendah
dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan
Filipina. Padahal Indonesia
akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.
Dalam era liberalisasi pekerja
terampil dibutuhkan untuk bekerja di wilayah ASEAN.
Produktifitas
tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi MEA yang berbasis kompetensi
masih dipertanyakan. Tingkat
pendidikan pekerja di Indonesia untuk usia 25 tahun ke atas saja,
rata-rata lama sekolahnya 5,8
tahun. Sementara itu, Malaysia 9,5 tahun, Filipina 8,9 tahun
dan Thailand 10,1 tahun.
Apalagi dengan Singapura, Indonesia jelas lebih rendah. Inilah yang
menggambarkan kesiapan tenaga
kerja kita di ASEAN. Demikian ujar Menteri Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (PPN),
Armida Alisjahbana di acara Seminar Nasional Kependudukan
dan Ketenagakerjaan, Jakarta,
Rabu (26/3/2014).
Untuk meningkatkan
profesionalitas tenaga kerja Indonesia, kata Armida, salah satunya
melalui pendidikan, baik formal
maupun non formal. Sebab, hanya sekitar 5% pekerja di Indonesia
yang mengaku mendapat
pelatihan.
Selain itu, Armida
menjelaskan, Indonesia perlu meningkatkan produktifitas tenaga kerja
seperti Korea Selatan, Taiwan,
dan China serta negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China,
dan South Africa/Afrika
Selatan). Programnya termasuk meningkatkan partisipasi perempuan
dalam
ketenagakerjaan.Partisipasi kerja perempuan sangat besar untuk meningkatkan
leverage ekonomi. Karena selama 20 tahun, tingkat partisipasi kerja wanita Indonesia
tidak banyak bergerak hanya 50,3%. Sedangkan Thailand 45,4%, Filipina 41,8%. Kontribusi
perempuan pun lebih banyak di sektor yang punya nilai tambah rendah,” papar dia.
Sementara Menteri
Pendidikan, Muhammad Nuh mengatakan, Indonesia membutuhkan
113 juta tenaga kerja yang
memiliki kompetensi, mengingat potensi pendapatan mencapai US$
1,8 triliun pada 2030. Saat ini
baru 55 juta pekerja berketerampilan.”Tenaga kerja yang punya
keterampilan semakin naik
setiap tahun. Kalau tidak punya keterampilan, bisa jadi bencana.
Makanya kami pakai pendekatan
mendidik sejak dini, sekolah tinggi dan menjangkau lebih luas,”
ucapnya.
Dari data ILO pada
tahun lalu, ada sekitar 300 juta kesempatan kerja di kawasan ASEAN
dan pasifik. Sedangkan 1%
pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja.
(Sumber: Agustina
Melani: http://bisnis.liputan6.com)
Pertanyaan:
1. Apa pengaruh
tingkat pendidikan terhadap tenaga kerja?
2. Apa yang harus
kita lakukan dalam menghadapi masalah ini?
3. Apa sebaiknya
program yang diterapkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar