entah.. ia selalu
kurindukan.
Tak sekadar menyimaknya
namun selalu mencurah hening yang
mendamaikan.
Tangan senyapnya selalu menggenggamku
untuk duduk
bercengkrama dengannya.
Meski sunyi, ia tetap gaduh yang selalu penuh.
Setelah kucecap, barulah terasa
ia mengajakku pulang pada rumah diam.
by: -Lis-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar