I/
Kemarin kita bertemu
aku hanya dapat menebak wajahmu dari luar jendela
tanpa ketuk pintu atau masuk ke ruang-ruang hatimu
II/
kenapa mesti di luar, sedang aku tak pernah punya pintu untukmu?
I/
kata siapa kau tak berpintu
sekilas kulihat pintumu menjulurkan lidahnya
pantulkan suara di dinding imajimu namun tidak di halaman mukamu
sungguh rimbun dengan kaku di sana-sini tertutup bekunya salju
seperti sajak yang kau taut di malam bisu
itulah dirimu ketika kutemu
II/
pintuku sudah tak bernama
maka ku ingin kau yang menamainya
dengan begitu kau adalah bagian dari rumahku
dan senyummu yang merah akan menghiasi dinding-dinding kamarku
I/
memang pintumu tak bernama
aku tahu dari burung malam
yang sering mengirimku sajak malammu
apakah kau tak keberatan jika aku menamai pintumu?
hingga kelak pada masanya
aku dapat berlama-lama mengeja bibirmu
yang semakin basah kau pagut di dinding kamarmu
II/
masuklah, aku tak ingin kau berdiri di luar pintu
lihatlah, malam mulai tak perawan
biarkan bulan dan bintang menyetubuhinya dengan berahi
mari kita cipta sajak paling indah diantara gelas dan meja
bolehkah kupinta satu padamu?
:biarkan aku meneguk binar matamu sekali lagi
setelah itu, tak perlu ada jarak di antara kita
seperti kedua mata, tak perlu waktu dan aba-aba untuk sekali kejap
I/
setelah kau hampar degap dalam cawan berahi yang nganga
aku tak kan siakan waktu hanya berdiri kaku mengulum rindu
sajakmu, sajakku kita tuang bersama
pada gelas-gelas yang kau sediakan untuk kita isi janji sehidup semati
jangankan binar mataku, singgasana hatiku telah kaududuki tanpa permisi
yang tak mungkin lagi bisa kuberikan pada sesiapa selain padamu
maka, mari kita lipat jarak di antara kita seperti kerjap kedua mata
tak perlu waktu dan aba-aba menutup dan membuka dia tetap setia
wahai pujangga malamku
^^^^
By: Liz & Rangga
29 Okt 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar