Pada gerombol kabut yang menyaput tinjaumu kau singsing baju gurat tanah
tangan tunjuk pada kereta yang hendak bawa ragasedepa kau jilati tubuh jalan bukan rangkak namun tegak
tangga-tangga tersusun kau sempal hanya dengan jari
udara kau kulum hingga membentuk kantung di ruang cerna
"Ibu! aku lapar, pagiku tak temu nasi barang sesiduk"
itu yang kau bilang pada ibu yang kau anggap inang
mana bisa kau tinggal tas tanpa rias di tangan dan kepala
Mari kutunjuki! biar kau temu nasi, tidak didahi dan pipi
di sini, aku gambarkan peta untuk kau ziarahi
ambil pena! lalu letak di atas kertas secarik
gunai akal dan selami makna seuntai sajakku
Ibu telah bekali kau segantang tidak sekepal
cukup untuk sehari semalam saja
sajakku ada di dadamu dan nadimu
yang ertinya ada di sebalik hatimu, nanda
Lalu, kau tak usah risau dengan galau
dia hanya igau yang mendesau di ragumu
kelak pada masanya, kau paham makna galaumu
asal kau gunai akal dan mata yang diam di hatimu.
by: Liz
Bandung, 15 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar