Pagi-pagi kukuliti hari panggul trotoar
jelajahi ruang penuh belerang
debu knalpot berdesakan dengan badan-badan meraung amarah
belum lagi angkot yang kunaiki menunggu penuh muatan
sungguh memuakkan
lalu pikirku ditelan mentari yang baru saja lepas mandi
coba kalau aku penguasa jalan
akan aku portal seluruhnya
hanya akulah yang boleh melenggang
tak perlu polisi untuk tembusi kepenatan
Lalu, siapa yang kemarin menjadi korban tabrak lari?
Angkot
Jalanan itu menjajakan ribuan pembeli
aku berhenti hanya pada ujung jari
kemudian aku berlari dengan melumat pembeli
bersama isi tasnya yang bergambar diri
Murid Malas
Kuketuk pintu kelas
masuki ruang-ruang di wajahmu
kutemu mengaduh di sudut bangku
rupanya tugasku tak kau lalu
Papan Tulis
Sebatanag kapur selalu menggelitik badanku
dia tak pernah henti lakukan itu
sebelum aku puas mengurai mimpi
By : Liz
Bdg, 4 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar