Galau
di saat langitku rubuh terbelah menjadi tujuh menimpa tangga-tangga cemasku
galau mengigau menyobek kretek yang kuisap asapnya menggenang di paru keraguan
kanan kiri masih menjadi pilihan muara jejak:
kanan tajam penuh duri bila dilewati,
kiri asyik namun berisik jerit di tepi perut bumi.
Bdg, 23 Juni 2010
****
Tepekur
Di tubuh pagi kutepekur
memungut sisa-sisa rindu yang tercecer
merengkuh semua kuasa-Mu hingga lisan kelu tuk berkata
Sungguh, kasih Sayang Allah tak bertepi
Cinta-Nya tak terbilang
kuterpana atas nikmat yang tak pernah khianat.
(Fa bi ayyi alaa irobbikumma tukadzibaan).
Bdg, 25 Juni 2010
****
Sepi
Aku tersesat di belantara sunyi
kulangkahkan kaki namun hanya sepi yang kudapati
ingin rasanya kubunuh sepi yang kian meradang
Wahai Sang Maha! tunggu aku di tepian mahabbah
rebahkan aku di pusara Cinta
aku masih mencari bekal untuk menghadap-Mu
dengan tirai malam yang selalu kusulam di ujung sajadah
bertatahkan mutiara air mata kerinduan yang terdalam.
Bdg, 25 Juni 2010
By: Liz
dan tarian dawat itu menari indah di atas lembar lembar permata hari... :-)
BalasHapus