Sebagian Karyaku

Sebagian Karyaku
Hasil Goresan dari tahun 2010-2013

Ruang Singgah

Ruang tempat persinggahan imaji, mencari arti sunyi yang tersembunyi dalam diri demi meniti Cinta-Nya

Minggu, 02 Mei 2010

Wisata Akademik: Go to Jakarta

Setiap tahun di dalam kalender pendidikan selalu ada satu program yang mengajak beberapa komponen sekolah untuk berbaur dengan lingkungan untuk dijadikan sebagai bahan ajar dan sekalian menikmati objeknya sebagai ajang wisata.Tahun ini sekolah di mana aku mengajar mengambil objek bahan ajar yang berlokasi di Jakarta yaitu ke Bursa Efek bagi program IPS dan BATAN (Badan Tenaga Atom dan Nuklir) bagi progam IPA yang berujung di Dunia Fantasi, Ancol. Dan aku selain sebagai wali kelas juga mengajar mata pelajaran ekonomi yang tentunya diberi tanggung jawab membimbing siswa program IPS.

Tiga hari sebelum keberangkatannya aku di telpon dari pihak sekolah sekedar mengkonfirmasi bahwa wisata akademik jadi. Hari itu anakku sakit, kain untuk baju seragam untuk acara itu belum dijahit, dan LKS (lembar kerja siswa) untuk diberikan kepada siswa sebagai instrumen isian di Bursa Efekpun belumlah dibuat. Satu-satu mulai aku kerjakan, seharian aku menjahit malamnya menyusun LKS sambil memegangi anakku yang sakit. Keesokan harinya aku serahkan ke sekolah untuk digandakan. Kerja yang berlebihan memang tidak baik untuk tubuh. Badan mulai terasa gak enak perutku mulai tegang hidung mulai meler, lihat anak demamnya tidak turun-turun disertai muntah-muntah. Hampir-hampir aku akan membatalkan menyertakan diri dalam acara wisata akademik tahun ini.

Karena motivasiku untuk jangan larut dalam energi negatif aku coba untuk menikmati panorama anugerah yang Allah beri dalam jeda hidup (sakit) aku buat enjoy seenjoy-enjoynya. Dalam sakit anakku aku berusaha untuk memotivasinya dengan banyak bercerita tentang Dunia Fantasi yang akan kami kunjungi. Setitik cahaya di mata anakku mulai menerangi wajahnya yang tirus, pucat, dan dua mata yang cekung karena efek dari muntah-muntah. Termotivasi dengan ceritaku akhirnya anakku mulai mau makan, melihat kondisinya tadinya aku tak akan mengajaknya dan ibuku melarang untuk diajak serta. Namun karena anakku merajuk ingin ikut akhirnya aku mengiyakan juga. Semalam sebelumnya, anakku tidak bisa tidur nyenyak. Dalam kecemasanku akhirnya anakku, kuajak pula dalam kondisi yang masih lemah. Anakku, ibu ingin melihatmu ceria dan sehat aku selalu yakin motivasi dalam diri selalu mengalahkan kondisi selemah apapun. Dan bila engkau memang mau ikut, ikutlah! Tapi harus yakin bahwa kamu kuat untuk ikut.

Bismillaahi tawakaltu alallaah. Jam 05.15 kami berangkat dari rumah diantar suami sampai sekolah, dari sana kami bersama rombongan menggunakan bis, hanya dua bis saja. Karena memang kelas XII sudah off alias bebas. Pergi dari sekolah jam 05.45 do’a bepergianpun dilafaskan ruhnya terasa memenuhi bis yang kami tumpangi.

Di peristirahatan KM 34 kami berhenti untuk tukar tempat, karena ternyata bis yang seharusnya aku tumpangi sudah lebih dulu melaju, di saat turun aku sempat bertemu dengan teman SMA suamiku yang ada urusan dengan Kedubes Turki. Anak-anak berteriak, “Ibuuuuuuuuuuuuu! Duduk di bis kami”. Sambil melambaikan tangan.

Setelah berbenah, bispun melaju kembali. Teeeeeeeeeeerrrrrrrrr…. Teeeeerrrrrrrrrr! Fibra ponsel terasa bergetar setelah kubuka ada sms dari salah satu teman di account face book yang menanyakan posisi aku sudah dimana. Beliau adalah salah seorang ibu yang selalu berinteraksi denganku di dunia maya ingin menemuiku karena memang kantor tempat bekerjanya terletak tidak begitu jauh dari tempat yang akan kami kunjungi. Akupun teringat pada salah seorang teman yang bergiat di komunitas satra yang seminggu lalu membuatku sedih karena didera sakit yang menurut beliau terlalu getir untuk dilaluinya, aku layangkan sms sekedar menginformasikan aku akan ke Jakarta.

Tidak lama dari sms kukirim suara serenade ringtone yang kupasang di ponselku bersenandung. Aku memulai menyapa dengan salam, dan terdengar suara yang selama ini aku cemaskan, yang selama seminggu membuat haru biru teman-teman yang hari sabtu kemarin tempat kosnya menjadi sarang berkumpul orang-orang hebat dalam kepenulisan dan sastra yang photo-photonya selalu nampak unik dan membuat orang terpingkal karena ulahnya yang khas.

“Mas Chus! Gimana kabarnya ingin sekali aku ketemu, namun kayanya gak akan bisa.”

Terima kasih teh, atas segala do’a dan dukungan semangatnya pada saya. Cuma saya gak bisa nyamperin karena aku harus menghemat energi hari ini yang kupunya, terlalu jauh untuk menjangkau tempat yang teteh kunjungi sekarang apalagi mesti ke Dufan gak mungkin. Ntar jika aku ke Bandung kita ketemuan, ya teh? Alhamdulillaah satu paket terapiku sudah selesai dan mulai membaik atas do’a teman-teman.

Aduh, Mas Chus.. maaf ya, aku gak bisa nemuin. Mas Chus memang kapan mau ke Bandung?
Sekarang Mas Chus dimana nih, suaranya timbul tenggelam kudengar?

Ya.. teh, ga apa-apa aku paham teteh bersama rombongan kan? Aku ada rencana ke Bandung, ntar aku informasikan. Ini, aku baru mau jalan. Sampaikan saja amanat saya ke semua teman lewat thread inbox ke Adhe Nita, Laila, Va Madina, RBM, Bamby, Irya Zac, dll. Saya sudah lumayan sehat, sampaikan kalau saya sudah selesai melewati uijan paket pertama terapi, salam sehat selalu untuk semua.Sun sampe becek. Muaach! (brand image dari sahabat yang satu ini buat teman-temannya selalu menyertakan sunnya, tanda sayangnya bukan berarti yang sebenarnya).

OK! Aku akan membuat note khusus.

Kalo boleh di thread saja ya.. teh, saya lebih nyaman sebenarnya catatan-catatan tersebut dibaca oleh teman-teman secara personal ketimbang dipublish ke banyak teman.Thread adalah raja. . Suwun.

Beberapa saat setelah perbincangan kami di telpon, menyusul sms yang isinya senada dari sahabatku Prasodjo Chusnato Sukiman.

****

Dan pada pintu gerbang tol dalam kota ponselku bergetar kembali, ternyata sms dari sahabat di FB juga beliau memang sengaja meluangkan waktunya hanya untuk bertemu denganku bertanya sudah sampai mana.

Setelah sampai pada tempat yang dituju, yang namanya Jakarta kalau salah rute ya.. sudah harus muter lagi. Ketika kami turun dari bis, ada seorang wanita paruh baya stelannya dinamis orang kantoran merangsek rombongan kami aku dari jauh sudah bisa menebak itu kan.. Bu Ade! Beliau bertanya kepada temanku yang memang bisa dibilang kepala rombongannya mengenai aku. Gak tahu feelingku mengatakan bahwa ibu tadi adalah sosok orang yang memang mau bertemu. Ada rasa malu mengalir di sekujur tubuhku, bukannya aku yang mendahului bersilaturahmi dengan beliau tapi beliau sengaja menyambutku.

Aku lari memburu dan memeluknya mengambil tangannya kutaruh ciumanku di atasnya. Lirih terdengar beliau berkata, teteh kecil ya..? cantik! (dalam hati ku berucap hanya Dia-Lah yang berhak atas segala puji). Aku menyambut dengan mengucapkan salam.. ibu maaf ya.. kita ketemuan seperti ini. Gak apa-apa the, lagian aku juga sebentar lagi ada rapat. Ini ada oleh-oleh dari Bali! Beliau menyelinapkan sebuah bingkisan bersampul coklat ke tanganku. Subhanallaah, alhamdulillaah… bukannya aku yang bawain buat ibu.. Udah! Ini dari aku. Buat teteh.. ibu sekali lagi maaf waktunya sempit sekali. Dan kamipun berpisah. Sekali lagi kami berpelukan, aku ucapkan satu kata, aku sayang ibu… assalamu’alaikum…

Tatapan beliau yang tulus mengalirkan energi di nadi persahabatan kami. Ketika sampai di kantor BEJ bergetar lagi ponselku ternyata dari beliau "happy a nice day.." aku jawab "Terima kasih, bunda.. I love U so much.."

Terima kasih ya.. Allah Engkau telah mempertemukan aku dengan sosok ibu yang baik dan tulus semoga persahabatan kami abadi.

****

Kunjungan ke BEJ hanya satu jam itupun diambil singkatnya, membahas langsung pada titik yang dituju yaitu sekilas mengenai Bursa Efek. Selesai dari sana rute berikutnya adalah Dufan, di perjalanan ponselku bergetar lagi ternyata dari suamiku yang menanyakan lokasi aku dimana? Dan menanyakan bagaimana keadaan anakku, yang memang baru sembuh sakit. Aku jawab anak kita baik-baik saja.

Setelah itu, aku coba sms salah satu bapak sastraku yang aku kenal di fb juga beliau sang maestro di bidang kepenulisan yang karyanya melangit, beliau adalah Kurnia Effendi yang sering disapa dengan singkatan namanya KEF. Aku sekedar menginformasikan bahwa aku sedang di Jakarta, ternyata beliau mengundangku mampir namun aku tak kuasa kalau mesti mampir dalam acara rombongan wisata akademik seperti ini. Yang walau berat akhirnya memutuskan kami akan bertemu di acara diskusi buku di Bandung. Beliau memang baik, beliau adalah sosok yang selalu menjunjung nilai persahabatan.

Sampailah kami di Ancol sekitar waktu dzuhur, anak-anak diberi pengarahan sebelum beredar mereka harus mlaksanakan dulu sholat, baru boleh bermain sesukanya dan berkumpul lagi jam 18.00. Setelah selesai menunaikan sholat anak-anakpun berpencar aku tertinggal karena harus sabar dengan anakku yang masih lemah habis sakit. Nengok kanan kiri tak ada yang kenal, wisata akademik aku nikmati sendiri, sementara yang lain ‘ntah dimana aku tidak tahu tempat yang luas seakan menerkam mereka. Sedih! Mode on..

Setibanya di dalam anakku bete rupanya, karena liat orang naik wahana yang saling jerit jadi ketakutan rupanya. Dan memang aku rasakan dunia fantasi sekarang tidak seramai dulu ketika pertama kali aku datang. Banyak berkeliaran badut-badut yang disukai anak-anak.. namun setelah mencoba satu wahana yang paling aman anakku mulai menikmati tapi tetep belum puas. Kaki serasa menginjak di atas bara, melepuh juga kayanya, soalnya perih terasa. Aku susuri jalan keluar ingin menuju pantai, disanalah keriangan anakku terekspresikan kakinya menyentuh air pantai lari-lari kecil sambil berteriak. Ah!! Andainya kamera itu tidak dipake dan batere ponselku masih ada mungkin kenangan itu akan tercetak.. tapi walau demikian photo ekspresi anakku disaat melepas sepatu dan berlari-lari kecil masih termemori di kamera anganku.

Maghribpun tak terasa menyapa dengan lembutnya, setelah berkemas dan makan rombonganpun siap meninggalkan lokasi. Satu sms lagi datang dari Pak KEF, bertanya apa sudah pulang dan menyelipkan kata walau lelah tentunya bahagia.. Namun apa yang terjadi, di perjalanan pulang bis kami yang satunya harus kehilangan udara bannya bahkan pecah! Yang efeknya bis yang aku tumpangi harus mengawal karena takut terjadi apa-apa dan pastinya waktu kepulanganpun jadi lelet. Yang seharusnya tiba di Bandung sekitar jam 21-an, jam 23.00 baru sampe rumah. Alhamdulillaah…. Akhirnya sampe dengan selamat.

****
By: Lis
Bandung, 23 April 2010


Updated last Monday · ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar