Pagi-pagi ibuku sudah telpon,"Lis, hari ini ke sekolah apa nggak?" aku jawab "nggak bu.." hari ini ibu gak enak badan..tapi cucian banyak. AKu harus ke sekolah Afidz dulu bu, soalnya hari ini ada program imunisasi, insya Allah pulangnya mampir ke rumah. Setelah mendapat telepon dari ibu aku selalu terdengar suaranya yang parau seakan menandakan bahwa beliau memang sedang sakit. Disaat aku sedang menunggu anakku di sekolah ibuku menelpon lagi dengan nada yang kesal.."Lis, benar-benar nggak ingin ketemu ibu ya..? lihat mata ibu bengkak..! kata-katanyna selalu menyayat hati, aku jawab sambil menitikkan air mata.. Lis harus gimana...bu? Lis kan lagi menunggu Afidz di sekolah..Insya Allah Lis akan usahakan ke rumah ibu pulang jemput afidz.
Ya Allah ya Robbana .. apa yang dirasakan ibuku aku merasakannya terasa berat bebannya. Beliau tinggal sendiri, kakakku sudah pada menikah dan sudah tidak serumah lagi dengan ibu. Aku sendiri tidak bisa apa-apa karena aku harus turut suami, setiap kali ibuku mengeluh aku hanya bisa menitikkan air mata.. maafkan aku bu aku belum bisa berbuat banyak untukmu.
by: Liz
Rabu
21/10/09
Ya Allah ya Robbana .. apa yang dirasakan ibuku aku merasakannya terasa berat bebannya. Beliau tinggal sendiri, kakakku sudah pada menikah dan sudah tidak serumah lagi dengan ibu. Aku sendiri tidak bisa apa-apa karena aku harus turut suami, setiap kali ibuku mengeluh aku hanya bisa menitikkan air mata.. maafkan aku bu aku belum bisa berbuat banyak untukmu.
by: Liz
Rabu
21/10/09
dari tulisan teh elis sebenarnya ide di dalamnya menarik ( terjebak dalam 2 hal yg sama2 menuntut peran teh Elis...) cuma kurang terpetakan penulisannya sehingga menurut saya kurang greget.
BalasHapusada buku bagus teh, karya A.S Laksana ( creative writing ). mudah-mudahan itu bisa membantu.
untuk lebih jelasnya bisa mampir ke blog saya pada label resensi.
moga tetap semangat!