Sebagian Karyaku

Sebagian Karyaku
Hasil Goresan dari tahun 2010-2013

Ruang Singgah

Ruang tempat persinggahan imaji, mencari arti sunyi yang tersembunyi dalam diri demi meniti Cinta-Nya

Senin, 19 Agustus 2013

Orderan Yang Hilang




Oleh: Elis Tating Bardiah

Jika sesuatu hal terlalu dipaksakan maka hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan, dan jeda mungkin lebih baik untuk sekadar menarik nafas dan rehat sejenak.”
_______

Seperti biasanya setiap bulan Ramadhan tiba, orderan  mukena dari teman-teman dekat menyapa, begitupun pada tahun ini. Bisa dikatakan overload buat ukuran saya, yang hanya berangkat dari hobi tanpa bekal khusus kursus. 

Saya belajar mengutak-atik mesin jahit secara otodidak semenjak lepas dari  aktivitas mengajar di SMP dulu. Tahun 2005, saya membelinya di sebuah toko mesin jahit dan perlahan satu tahun berikutnya mesin obras pun menjadi kawannya di rumah. Usaha kecil-kecilan ini sengaja kubuat sebagai jeda dalam aktivitas mengajar, tidak terlalu fokus pada apa yang akan kuperoleh namun satu hal yang kunikmati adalah proses karena di dalam membuat suatu produk, begitu banyak ilmu dan hikmah bermunculan. Terlebih lagi yang paling membahagiakan adalah dapat membantu teman di saat mereka memerlukan sesuatu untuk beribadah dan mendidik putra-putrinya menuju waladun sholihun (anak yang soleh). 


Inilah ilmu dan hikmah yang kuperoeh di saat melakukan proses pembuatan produk. Di saat memilih bahan yang akan kujadikan mukena, diperlukan feeling yang klik dengan pemesan dan tentunya harus sesuai dengan trend setiap saat. Melalui feeling ini, ada satu hal yang kuperoleh yaitu peka/sense atas selera pemesan, bagaimana karakter pemesan dapat kuketahui dari seleranya. 

Setelah memilih bahan, cutting sesuai pattern (pola) yang telah dibuat. Dalam memotong dibutuhkan kepercayaan diri yang kuat karena bahan yang digunakan tidak selamanya enak untuk dipotong ada yang teksturnya licin seperti halnya semi sutera atau bahan dari silk kalau kita ragu dalam memotongnya maka lihatlah hasilnya akan didapati miring sebelah atau memang hasilnya tak sesuai dengan pola. 

Kemudian saat mengerjakannya/menjahitnya, di sinilah perjuangan besar dimulai. WHAT’S that? KESABARAN, kawan.. karena dalam menjahit ini tak selamanya lancar dan langsung begitu saja jadi sebuah produk. Pernah kualami saat enak-enak menjahit dengan frekuensi cepat tiba-tiba karet roda mesin putus padahal sangat diburu waktu, mungkin itu hal yang sedikit masih bisa di-handle. Namun jika sudah sampai pada benang, hal inilah yang terkadang mempengaruhi MOOD jadi hilang bahkan pasrah. Karena jalinan benangnya tak bisa menjalin dengan sempurna. Ini perlu mendiamkan mesinnya beberapa saat bahkan bisa berhari-hari. Dan anehnya, setelah didiamkan keesokan harinya bisa lagi menjalin dengan baik, hanya sedikit memutar-mutar bagian pengendali benang atas. Tapi di saat kita memaksanya untuk bekerja dengan baik justru hasilnya tambah parah. 

Nah, di sinilah kuperoleh hikmah kembali, “Jika sesuatu hal terlalu dipaksakan maka hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan, dan jeda mungkin lebih baik untuk sekadar menarik nafas dan rehat sejenak.” ini adalah pelajaran penting buatku, yang selalu ingin selesai dalam waktu cepat karena takut mengecewakan pelanggan. Seperti halnya kejadian kemarin  ususku sempat keram pada sore jelang takbiran sampai-sampai tak bisa berdiri bahkan ketawa pun malah bertambah sakit.  

Kesabaran ini berlanjut di saat pengerjaan finishing touch, dalam proses penempelan assesories ini perlu waktu yang tidak sebentar. Khususnya mukena yang kubuat tak terlepas dari yang namanya ornament tempelan yang kubuat sendiri bisa berupa bunga-bunga atau huruf-huruf dari nama anak yang dipesan. Karena semua masih serba manual dan tangan inilah yang mengerjakannya belum ada tangan-tangan ajaib lain yang membantu untuk menyelesaikannya. Insya Allah mungkin suatu saat hal ini harus dipikirkan secara matang. 

Orderan mengalir terus padahal aktivitas mengajar masih berlanjut, hingga aku harus membatasinya menjadi beberapa gelombang. Namun yang kuutamakan adalah pemesan dari luar kota, mengapa. Karena terbentur moment libur jelang hari raya, di mana jasa ekspedisi biasanya seminggu sebelum liburan sudah pada tutup. 

Dan pada suatu siang, ada bbm dari pemesan. “Teh, pesanan Saya tolong usahakan hari Jum’at sudah sampai, karena terakhir masuk kantor hari itu. Saya khawatir ga sampai pada hari Jum’at.” Katanya. Dengan percaya diri 4 pcs pesanannya, saya titipkan pada salah satu collega suami yang bekerja di salah satu jasa ekspedisi. Seminggu sebelum hari yang dijanjikan. Pagi-pagi dipaketkan, malamnya transaksi via transfer selesai. Namun apa yang terjadi, ternyata barang yang dikirim via cargo itu belum sampai juga hingga lebaran usai. Aku yang menjahitnya dengan model yang sedemikian rupa merasa tak ada ekspresi yang berlebih selain perasaan tidak enak kepada pelanggan, yang kesal justru suami pada pihak yang dititipi. Bahkan pemesan berhati malaikat itu telah mengikhlaskannya. Belum juga azzamku untuk mengganti dimulai, Si pemesan me-reorder mukena bahkan menambah jumlah orderannya.

****

Bandung, 19 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar