“Ibu! Bangun! Sudah adzan, kok ibu masih tidur?”
Kata-kata yang cukup menampar wajahku begitu sejuk kurasakan pada subuh itu, kubangun dan kupeluk tubuh mungilnya. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu yang kemarin masih kuayun dan dan kugendong kupapah sampai bisa berjalan, kini ia ada di hadapanku, anakku yang baru menginjak 6 tahun itu penuh cahaya di matanya sepulang salat berjama’ah dari masjid terdekat barengan bapaknya.
Ada semacam bangga di dada membekap rasa hingga hujanpun jatuh menggenang di sudut mataku. Cess! Membasahi relung terdalam dalam jiwaku. Terimakasih Tuhan, Engkau telah kirimkan malaikat untukku sebagai penuntunku di dunia dan hingga akhirnya kelak menuju Jannah-Mu.
Apa yang terpikir dalam benakku, aku tak pernah membela diriku, bila memang itu salah kuakui itu salah. Tak pernah aku jawab pertanyaannya dengan kekasaran karena sebagai orangtua yang takut kehilangan wibawa depan anaknya. Hal itu tak terlintas sedikitpun.
“Oke! Ibu kesiangan bangun sayang, terimakasih ya.. sudah membangunkan ibu.” Kuciumi tangannya yang masih mungil dan kuusap kepalanya. Lalu kucium keningnya. Kupeluk tubuhnya yang kecil. Tak terasa air mata kesyukuran meruah tumpah di pipiku .
Di tengah keasyikanku dengan pekerjaan yang padat ia tetap mengingatkan dengan kata-katanya yang selalu membuatku merenung. Ibu! sudah salat?
by: Liz
Januari 2011

Tidak ada komentar:
Posting Komentar