Kisah rembulan yang beradu pada keindahan malam
semalam diputar kembali dalam teater alam ruh
skenario ini seakan tak pernah henti diputar
aku menonton diriku sendiri dalam layar kaca
akalku sudah tak mampu mematikannya
sementara waktu semakin meruncing
kau selalu saja mengendap-endap
mengintip rembulan separuh
dengan mata yang tak bulat
dengan hati yang penuh
seakan kau ingin berucap
namun ada labirin
diantara kita
kau, ya...!
kau malam
hanyalah malam
kau saksikan aku juga
dengan sepimu di wajah
semakin hutan saja katamu
sepoinya menyelusup di angin rindu
kesiurnya saja yang sampai dalam rasaku
karena nyata tak mampu dituang dalam sukma
rembulan itu tak mampu lagi menembus inginmu
rembulan itu tak kuasa mematahkan kakikaki langit
hanya kuasa-Nya yang dapat membelahnya menjadi siang
kisahnya tak mampu menjadi sebuah layar lebar yang indah.
by: liz
Bdg, 3 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar