Rekahan tanah yang sempat retak karena kemarau panjang satu demi satu menyatu kembali pada dataran yang berbeda. Kemarin sore hujan itu telah mengalirkan air kehidupan pada jiwa yang benar-benar kerontang. Angin menyapa lembut namun tak sampai mengena, dia hanya singgah sebentar di serambi hati lalu pergi. Terima kasih... sejenak namun terjawab, airmu sungguh menghidupkan rasa yang lama mati.
****by: Liz
Bdg, 14 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar