Lembaran usang terbang menyentuh tangan
sentuhannya menghujam hingga ke angan
beribu jam berjuta menit bermilyar detik
yang lama menggelitik kini mengusik asyik
Lalu kucoba sibak lembar yang penuh debu
yang membuatku mengharu biru dan membisu
kini telah mengungkap rasa yang bermaya
datang nyata menyisakan selaksa asa
berjuta makna telah memenuhi ruang hampa
Walau kini kutahu sejatinya dia
hadirnya tak bernuansa bahagia
realita dan logika hanya berbuah siksa
selalu saja berakhir dengan siraman duka
titik-titik air mata selalu saja bersalju
di sudut hati yang kian membeku kaku
Wahai Sang Maha jangan menyisakan tanya
dimana letaknya cinta...
dimana letaknya bahagia...
Bandung, 30 Desember 2009
by: Liz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar