Afidz.. kami biasa memanggilnya, bukan cedal tapi memang singkatan dari namanya yaitu Abdul Hafidz. Usianya belum genap 6 tahun memang.. tapi kini sudah mulai masuk SD. Bahasa yang kuajarkan sehari-hari adalah bahasa Sunda karena aku merasa prihatin dengan anak-anak sekarang khususnya suku Sunda yang banyak mengeluh tidak bisa menggunakannya dengan baik, padahal sebagai bahasa Induknya.
Aku banyak terpesona dengan tingkah lakunya, di saat aku sedang sakit anakku sering menasihati dengan kata- kata " shabar ya..bu" dan di dalam do'anya selalu diselipkan do'a untukku, terdengar begitu jelas dari mulut mungilnya " Ya Allah...damangkeun (sembuhkan) ibu." Ramadhan tahun lalu sudah mulai belajar shaum walau setengah bulan dilalui tidak full dan setengahnya lagi alhamdulillah...bisa menyelesaikannya sampai waktu berbuka tiba. Afidz tak banyak menuntut kepada orangtuanya untuk selalu memenuhi keinginannya, tidak sebagaimana yang biasa anak seusianya lakukan,nggak pernah mengeluh atau meronta.. bahkan menangis menjerit-jerit apabila keinginannya tidak dikabulkan, tidak pernah ia lakukan. Afidz selalu mengerti dengan kondisi orangtuanya. Kami sangat menyayanginya.
Yang paling menakjubkan lagi adalah pada sepertiga malam terakhir ketika kami sebagai orangtuanya nyenyak tidur, afidz membangunkan kami..dengan kata-katanya yang membuatku terpesona.
"Ayah...gugah (bangun), ibu..hayu (ayo) sholat tahajud.. Subhanallah...Alhamdulillah, Allohu Akbar..!!! basah sudah hatiku, ajakannya itu membuatku malu di hadapan-Mu Ya..Allah.
"Dan bila hidayah itu datang.. tak diduga melaui apa dan lewat siapa... "SUBHANALLAH..!!!"
"Ayah...gugah (bangun), ibu..hayu (ayo) sholat tahajud.. Subhanallah...Alhamdulilla
"Dan bila hidayah itu datang.. tak diduga melaui apa dan lewat siapa... "SUBHANALLAH..!!!"
BY :Liz
04/08/09
Selasa, 07.45 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar