Atas Doa Ibuku, Allah Genapkan Puasaku
Oleh : Elis Tating Bardiah
Setiap menjelang Ramadhan titik-titik air selalu berembun di dua jendela yang menyembul di bawah dua pematang berumput hitam di dahiku. aku masih terbaring, tersedu memegang perut yang kerapkali mengeras sehabis meng-qadha puasa. Di saat semua orang bergembira, aku hanya bisa berurai air mata. Setelah di-USG, aku harus mengikuti serangkaian diagnostik. Ah.. tak kan bisa menggenapkan lagi puasa, itu yang ada di benakku. Namun entah kenapa aku tiba-tiba teringat ibu. Tanganku meraih ponsel, lalu jari-jari ini menari di atas tutsnya.
"Bu, maagku belum juga membaik, doakan Nisa ya, Bu. Nisa tak ingin puasa kali ini keteter seperti tahun-tahun sebelumnya."
"Doa Ibu selalu mengalir untukmu, Nak. sehabis salat malam maupun salat fardu selalu Ibu panjatkan kepada yang Maha Kuasa. Puasalah! Insya Allah, Allah akan menguatkanmu." Kata-kata Ibu mampu menyelimuti relung-relung kegusaranku'. Dengan keyakinan terkabulnya doa seorang Ibu, aku ber-nawaitu ingin menjadi kepompong di Ramadhan ini.
Sepuluh hari pertama dilalui tanpa keluh kesah. Sepuluh hari kedua perut pun tidak lagi mengeras hingga terdengar gema takbir di Langit-Mu. Aku bersujud di Kaki-Mu ya Rabb. aku bersyukur atas karunia yan telah diberikan melalui doa Ibu. Aku pun dapat menggenapkan puasa, tadarus, dan tarawih yang biasanya terkoyak karena terkapar. ALHAMDULILLAH.
***
Cerpen 200 kata ini merupakan karya yang diikutkan audisi kisah inspirasi seputar Ramadhan yang diselenggarakan Penerbit Leutikaprio yang digagas Dang Aji dan Tridju Pranowo yang berhasil dibukuan pada Bulan April 2011

Tidak ada komentar:
Posting Komentar